Bagaimana pemimpin masa pemerintah kolonial belanda saat itu memperlakukan rakyat indonesia

tolong kak pliss besok mau dikumpul​

tolong dong besok mau dikumpul3.suku4.usia5.agama​

Soal bahasa Indonesia kelas 11 ulangn semester 2

soal.manfaat air bagi tumbuhan....jawaban: proses fotosintesis agar tidak layumaaf klo slh.​

buat soal sendiri tentang Ahmad Soebardjo​

sebutkan contoh opini​

kesimpulan dalam sebuah cerita ialah......? tolong di jawab ​

bantu plsss besok di kumpulin mana banyak lagi ( ≧Д≦)​

14 points gratis :) bebes jawaban nya

Jika sisi segitiga sama sisi adalah 6 cm Berapa keliling segitiga dibawah?​

Pada masa kolonial Belanda, Indonesia banyak mengalami peristiwa penting yang menjadi bagian dari sejarah masa lampau. Pada tahun 1809, Gubernur Hindia Belanda, Marsekal Herman Willem Daendels membangun Jalan Raya Pos, atau jalan yang membentang sepanjang seribu kilometer dari Anyer hingga Panarukan.

Pembangunan jalan raya tersebut digarap oleh pekerja pribumi yang disebut sebagai pekerja paksa. Sistem kerja paksa dan perbudakan memang begitu lekat pada masa penjajahan.

Pada masa kolonialisme, kerja paksa atau disebut dengan istilah kerja rodi merupakan salah satu bentuk eksploitasi Belanda terhadap sumber daya manusia di Indonesia. Sistem ini diberlakukan di berbagai daerah. Biasanya terjadi di area perkebunan, pertambangan, pelabuhan, dan objek vital lainnya.

Sejarah Kerja Rodi

Kerja rodi mulanya muncul saat Louis Napoleon memerintahkan Herman Willem Daendels menjadi gubernur jendral pada 1 Januari 1808, dimana tugas utama Daendels adalah mempertahakan pulau Jawa dari ancaman Inggris. Daendels juga diberi tugas mengatur pemerintahan di Indonesia.

Setelah itu Daendels pun menerima kekuasaan dari Gubernur Jenderal Weise (tanggal 15 Januari 1808). Tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa membuat Daendels terbebani, karena Inggis telah menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda.

Pada saat Daendels menjabat sebagai gubernur jendral, ia mengeluarkan langkah-langkah, antara lain: Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon, membangun jalan raya sepanjang 1.100 km dari Anyer hingga Panarukan, serta membangun benteng-benteng pertahanan.

Advertising

Advertising

Baca Juga

Demi mewujudkan langkah yang ingin ia capai tersebut, Daendels pun menerapkan sebuah sistem kerja paksa (rodi). Selain menerapkan sistem kerja paksa atau kerja rodi, Daendels juga terkadang melakukan berbagai usaha untuk mengumpulkan dana dalam usaha menghadapi negara Inggris.

Kebijakan yang dikeluarkan Daendels di ataranya melakukan penyerahan hasil bumi dan rakyat dipaksa menjual hasil buminya kepada pemerintah kolonial Belanda dengan harga yang sangat murah (verplichte leverantie), yaitu mengeluarkan sebuah kewajiban yang dibebankan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi (Preanger Stelsel). Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina.

Tentunya kebijakan serta langkah yang dibuat oleh Daendels ini sangat erat dengan tugasnya, yaitu untuk dapat mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan negara Inggris. Kebijakan yang diberlakukan oleh Daendels antara lain:

  1. Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan kegiatan perdagangan, melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam, dan sarang burung.
  2. Memberlakukan kerja rodi (sistem kerja paksa) dan membangun pelabuhan, kapal perang, dan ketentaraan dengan melatih orang-orang pribumi.

    Baca Juga

Tujuan Kerja Rodi

  1. Membuat jalan raya sepanjang 1.100 km dari Anyer hingga Panarukan.
  2. Membangun pelabuhan serta kapal perang untuk kebutuhan militer.
  3. Membangun pangkalan tentara dengan melatih orang-orang pribumi.

Kebijakan Kerja Rodi Daendels

Adapun kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam kerja rodi Daendels antara lain:

  1. Para pegawai pemerintah mendapatkan gaji tetap, dan dilarang untuk melakukan kegiatan perdagangan.
  2. Melarang penyewaan desa kecuali untuk memproduksi gula, garam dan sarang burung.
  3. Melaksanakan pajak dengan menyerahkan hasil bumi (contingenten).
    Menetapkan kewajiban menjual hasil bumi kepada pemerintah dengan hasil yang telah ditetapkan.
  4. Melakukan penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta (asing).
    Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (Prianger stelsel).

Fakta Jalan Daendels (Jalan Raya Pos)

Selain memiliki cerita panjang dalam sejarah pembuatannya, Jalan Raya Pos ini juga memiliki berbagai fakta menarik. Apa saja fakta-faktanya?

  1. Dibangun oleh Jenderal yang Terkenal Bertangan Dingin Sejak awal kedatangannya di Anyer, Banten pada 14 Januari 1808, Daendles resmi memimpin Hindia Belanda. Selama menjadi orang pertama di negeri jajahan ini, ia terkenal sebagai pemimpin yang kejam dan bertangan dingin.
  2. Terinspirasi dari Imperium Romawi Jalan Raya Pos ternyata merupakan inspirasi dari Imperium Romawi. Semasa kekuasaan Byzantine juga membangun jalan pos dengan nama Curcus Publicus. Daendles mencontoh hal tersebut dengan tujuan agar logistik dan mobilitas pasukan Hindia Belanda di Pulau Jawa lancar dan Jawa tetap menjadi daerah kekuasaannya.
  3. Tujuan Pembangunan Beragam Meskipun awalnya hanya untuk mempermudah mobilitas, namun semakin lama Jalan Daendels ini memiliki banyak tujuan mulai dari komunikasi, ekonomi, hingga militer. Dari segi komunikasi, jalan raya ini mempersingkat waktu pengiriman pesan. Dari sisi ekonomi, jalan ini meringankan ongkos pengangkutan sehingga kesempatan untuk ekspor semakin tinggi. Sedangkan dari segi militer, Jalan Raya Pos mempermudah pasukan Belanda yang ada di sekitar Pulau Jawa.

Kekuasaan Inggris di Hindia dimulai tanggal 18 September 1811 dengan diangkatnya Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa. Dalam rangka menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga prinsip. Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti oleh penanaman bebas oleh rakyat. Kedua, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati dimasukan sebagai bagian pemerintah kolonial. ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap sebagai penyewa. Prinsip yang ia pegang digunakan dalam menjalankan pemerintahan mulai dari bidang politik pemerintahan ataupun bidang sosial ekonomi. Pada masa pemerintahan Raffles banyak dihapuskan kebijakan yang sebelumnya menyulitkan penduduk pribumi diantaranya dihapuskan penyerahan wajib hasil bumi, dihapuskan kerja rodi dan perbudakan, dihapuskannya sistem monopoli. 

Dengan demikian, melalui kebijakan tersebut raffless berusaha untuk memajukan perekonomian tanah jajahan dan akan menguntungkan penduduk pribumi di Nusantara. 

Lihat Foto

J Walker

Peta Jawa yang dibuat oleh Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles pada 1817. Direproduksi oleh J Walker.

KOMPAS.com - Inggris pertama kali tiba di Batavia pada 4 Agustus 1811. Di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles, Inggris merebut seluruh kekuasaan Belanda di Indonesia.

Berdasarkan situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, perebutan kekuasaan Belanda di Indonesia ditandai dengan Perjanjian Tuntang pada 18 September 1811.

Meski pusat kekuasaan Inggris ada di Calcuta, India, dalam pelaksanaannya Raflles berkuasa penuh di Indonesia. Pemerintah Raffles di Indonesia cenderung mendapat tanggapan positif dari para raja dan rakyat Indonesia, karena:

  1. Kerajaan dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan Daendels yang seenaknya dan sangat kejam.
  2. Ketika masih berada di Malaysia, Raffles beberapa kali melakukan misi rahasia ke ekrajaan-kerajaan anti Belanda di Indonesia, seperti Palembang, Banten, dan Yogyakarta. Raffles berjanji akan memberikan hak-hak lebih besar kepada kerajaan-kerajaan tersebut.
  3. Sebagai seorang liberalis, Raffles memiliki kepribadian yang simpatik. Ia menjalankan politik murah hati dan sabar meski dalam praktiknya berlainan.

Baca juga: Masa Penjajahan Inggris di Indonesia

Kondisi rakyat indonesia

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern (2016) oleh MC Ricklefs, dalam menjalankan pemerintahannya, Raffles didampingi oleh Badan Penasihat yang terdiri dari Gillespie, Cranssen, dan Muntinghe.

Meski kebijakan pemerintahan yang diambil Raffles dinilai lebih longgar dan memajukan perekonomian di Hindia, tetap saja memberikan dampak buruk pada kondiri rakyar Indoensia masa pemerintaahan Inggris.

Beberapa dampak buruk kebijakan pemerintahan Inggris bagi rakyat Indonesia di antaranya:

  • Sistem sewa tanah atau pajak tanah

Raffles menganggap satu-satunya pemilik tanah yang sah adalah pemerintah. Sehingga rakyat menjadi penyewa dan diwajibkan membayar pajak sewa dari tanah yang diolahnya.

Mesipun sebenarnya tanah tersebut milik mereka. Bagi petani yang tidak bisa membayar uang, bisa membayar dengan beras.

Baca juga: Kedatangan Inggris di Indonesia

Pengusaha pribumi dengan modal kecil akan kalah bersaing dengan pedagang besar atau yang memiliki modal besar. Karena mereka yang memiliki modal besar akan mendapatkan pintu politik terbuka.

  • Pengekangan kekuasaan kerajaan

Meskipun ada beberapa kerajaan yang sudah dijanjikan untuk mendapatkan porsi yang lebih besar, tetap saja dilakukan pengekangan kekuasaan.

Upacara dan tatacara yang berlaku di kerajaan-kerajaan disederhanakan. Bahkan orang-orang besar pribumi juga dibatasi pergerakannya.

Inggris menganggap bahwa kemandirian atau kekuasaan kerajaan-kerajaan dan kedaultannya akan membahayakan posisi Inggris di Nusantara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya