Bagaimana andil kebudayaan cetak ini dalam ikut memajukan kehidupan masyarakat Indonesia

Siapa di antara RG Squad yang sering membaca berita nih? Baik itu berita olahraga, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, atau mungkin teknologi. Berkat membaca berita di koran maupun di media elektronik, kalian pasti jadi lebih tahu tentang informasi dan perkembangan yang sedang terjadi. Mulai dari informasi dalam negeri, bahkan informasi-informasi dari negara luar. Nah, semua itu berkat adanya lembaga-lembaga pers yang menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Oh ya kalian tahu nggak kalau ternyata pers sejak dahulu sudah mempunyai peran dan andil yang penting lho dalam kemajuan bangsa kita? Khususnya pada era pergerakan nasional.

Jadi pada era globalisasi seperti sekarang ini, pers memang menjadi salah satu elemen penting bagi masyarakat juga negara. Kenapa? Soalnya pers itu memiliki fungsi sebagai penyedia informasi yang sesuai dengan fakta. Secara fungsi, pers juga memiliki peran sebagai media pendidikan, entertainment, juga memiliki fungsi kontrol sosial dalam masyarakat. Bukan cuma itu Squad, kalian harus tahu juga nih kalau ternyata pers pun menjadi elemen terpenting pada saat masyarakat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita.

 

 

Media pers yang berupa surat kabar dan majalah memiliki andil yang besar dalam penyebarluasan suara nasionalisme (kebangsaan) Indonesia. Penerbitan pers didukung oleh para golongan terpelajar yang berprofesi sebagai penulis, wartawan, atau penyiar berita. Tumbuhnya semangat dan kesadaran nasional pada waktu itu adalah bahasa-bahasa yang tertulis pada media cetak. Melalui pers, komunikasi dan penyebaran infomasi lebih bebas, terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun tanpa membedakan golongan dan kedudukan sosial ekonominya.

 

Peran Pers dalam Kemerdekaan

Pers sendiri punya senjara lho dalam menyebarkan informasi, bahkan sebagai sarana komunikasi. Nah senjatanya itu adalah surat kabar dan majalah. Keduanya digunakan untuk menghubungkan komunikasi antar organisasi pergerakan, kemudian antara organisasi pergerakan dengan masyarakat. Berkat adanya pers ini, mulai dari ide, tujuan, dan cita-cita dapat disebarluaskan. Hebat kan Squad?

Surat Kabar pada masa pergerakan

(Sumber:www.kompasiana.com)

Di bidang media komunikasi massa, pada waktu itu orang Indonesia sendiri lah yang menerbitkan puluhan surat kabar dan majalah. Pada waktu itu surat kabar serta majalah lebih banyak berisi bahasa-bahasa yang menyerukan agar rakyat Indonesia mulai bangkit dan bersatu-padu dalam menghadapi imperialisme, kolonialisme, dan kapitalisme Belanda. Ketika masyarakat sudah bangkit dan mencoba melawan penjajahan, sudah pasti kemiskinan, kesengsaraan, dan kesenjangan ekonomi pun perlahan menghilang.

Baca Juga: Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PRRI/Permesta

Melalui pers, perkembangan setiap pergerakan dapat segera diketahui masyarakat, baik masyarakat pergerakan maupun masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, masyarakat mulai sadar betapa pentingnya peran pers dalam membantu perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.

 

Nah RG Squad, sekarang kalian sudah tahu kan betapa pentingnya peran pers itu dalam membantu perjuangan Indonesia sampai merdeka. Bukan hanya itu saja, bahkan sampai saat ini pers pun tetap memiliki peran dan fungsi yang penting. Karena membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fakta, sekaligus sebagai kontrol sosial. Nah kalau kalian pengen tahu lebih banyak lagi, kalian bisa nih belajar lewat video belajar animasi di ruangbelajar. Jadi kalian bisa belajar di jam-jam yang kalian inginkan, tanpa harus mengganggu kegiatan yang lainnya.

 

Sejarah IndonesiaDi Surakarta R.Dirdjoatmojo menyuntingDjawi Kandayang diterbitkanoleh Albert Rusche & Co., di Yogyakarta Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagairedaktur jurnal berbahasa Jawa,Retnodhoemillahditerbitkan oleh Firma H.Buning.Bermunculannya media cetak itu segera diikuti dengan munculnya sejumlahjurnalis bumiputra lainnya. Mereka adalah R. Tirtodanudja dan R. MohammadJusuf. Keduanya adalah redakturSinar Djawa,yang diterbitkan Honh Thaij& Co. Djojosudiro, redakturTjahaja Timoeryang diterbitkan di Malang olehKwee Khaij Khee. Di Bandung Abdul Muis sebagai redakturPewarta Hindiayang diterbitkan oleh G. Kolff & Co. Para jurnalis bumiputra itulah yangmemberikan wawasan dan ”embrio kebangsaan” melalui artikel, komentar-komentar mereka dalam surat pembaca, dan mengungkapkan solidaritasdiantara mereka dan para pembaca yang sebagian besar adalah kaum mudaterpelajar. MisalnyaPewarta Prijajiyang disunting oleh R.M.T. Kusumo Utoyoseorang Bupati Ngawi, yang menyerukan persatuan di kalangan priyayi.Mereka juga mendapatkan dukungan dari simpatisan dan pelanggan dengan15 cabang di Jawa, Madura, dan Sumatera (lebih lanjut baca Takashi ShiraishidalamZaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926).Sementara itu pergerakan kebudayaan “cetak” mulai masuk di beberapakota kolonial lain, seperti Surabaya, Padang, dan Semarang. Kebudayaancetak mempermudah kaum terdidik untuk memperoleh informasi. Padatahun 1901, sebuah majalah bulananInsulindediterbitkan atas kerja samapara terpelajar di Kota Padang dengan guru-guru Belanda di sekolah raja(Kweekschool) Bukittinggi, terutama van Ophuysen, ahli bahasa Melayu. Ketuaredaksi majalah itu adalah Dja Endar Muda, seorang wartawan keturunanTapanuli yang juga telah menerbitkan surat kabarPertja Baratdan majalahbulanan berbahasa Batak,Tapian Nauli. Majalah Insulindeitu disebarkan keseluruh Sumatera dan Jawa. Majalah itulah yang pertama memperkenalkanslogan “kemajuan” dan “zaman maju”. Satu diantara artikel menarik yangdimuat dalamInsulindeadalah kisah kemenangan Jepang, negara “kecil”yang menang mengalahkan Tiongkok “yang besar”. Kemenangan Jepang itudisebabkan keberhasilannya dalam memasuki “dunia maju”. Ulasan tentangperkembangan yang terjadi di “dunia maju” secara terbuka mengajak parapembaca untuk ikut serta dalam zaman “kemajuan”. Majalah itu tidak sajamemuat artikel tentang bangsa Hindia Belanda, akan tetapi juga memuattentang berita Asia dan Eropa.