Show
Kabinet Ali Sastroamidjojo II, sering pula disebut Kabinet Ali-Roem-Idham, bertugas pada periode 24 Maret 1956–14 Maret 1957. Kabinet Ali kembali diserahi mandat pada tanggal20 Maret 1956 yang merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU. Pada tanggal 14 Maret1957 Kabinet Ali Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya kepada presiden. Akhirnya kabinet ini jatuh dan presiden menunjuk dirinya menjadi pembentuk kabinet yang bernama kabinet Karyadan Djuanda sebagai perdana menteri. Pembentukan Kabinet ini jika dibandingkan dengan proses pembentukan Kabinet diwaktu sebelum pemilu, dalam penetapannya berjalan dengan lancer karena situasi politik saat itu yang membantu dalam penyelesaian tugas formatur. Pemimpin PNI telah menetapkan pedoman pembentukan Kabinet jika seseorang dari partai tersebut ditunjuk sebagai formatur. Pedoman ini berpangkal tolak pada kenyataan bahwa tidak ada satu formatir pun yang memperoleh suara secara mutlak dalam pemilu 1955. oleh sebab itu Kabinet yang akan terbentuk tidak lain berupa Pemerintah koalisi. Kemungkinan untuk mengadakan koalisi adalah 4 (empat) partai yang menang dalam pemilu yaitu; PNI, Masyumi, NU, dan PKI (Kansil 1984:186-187). Antara PNI, Masyumi, dan NU tidak ada kesolidan yang prinsipil baik mengenai pembagian kementrian maupun personalianya. Masyumi dengan tegas menolak orang-orang yang dianggap simpatisan atau berbau Komunis. Dengan tercapainya tujuan dengan PNI, NU, dan Masyumi mengenai pembagian kementerian personalianya sebenarnya pembentukan Kabinet sudah dianggap berhasil. Akan tetapi untuk memperkuat kedudukan Pemerintah di parlemen diikutsertkan partai-partai kecil yaitu; PSI, Perti, Partai Katolik, Partindo, dan Ipki. Partai-partai ini bersama-sama menguasai 30 (tiga puluh) kursi di DPR. Dengan demikian Kabinet mendapat dukungan suara 189 suara dalam parlemen (Wilopo 1978). Pengumuman resmi pembentukan Kabinet dengan susunan lengkap diumumkan pada tanggal 20 maret 1956 (Kansil 1984:185). partai PKI dalam Kabinet Ali tidak ikut serta sebab komunis bagi Ali adalah sangat tidak sesuai. PKI berusaha menentang hal ini dan presiden pun berusaha agar PKI dapat ikut serta, namun Ali tidak merubah keputusannya. Susunan KabinetMasa bakti : 24 Maret 1956–14 Maret 1957
Program KabinetPembatalan KMB Apa saja lima program yang diselenggarakan pada masa Kabinet Ali 2?Melakukan pembatalan perjanjian Konferensi Meja Bundar secara unilateral. Melanjutkan perjuangan untuk kekuasaan atas wilatah Irian Barat. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Menyelenggarakan konferensi Asia Afrika dan melaksanakan keputusan yang dihasilkan melalui konferensi tersebut.
Apa saja keberhasilan kabinet Ali Sastroamijoyo 2?Pembubaran KMB Ini adalah sebuah prestasi dari Kabinet Ali Sastroamidjojo 2. Perjuangan Indonesia untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda telah menjadi perhatian sejak kabinet pertama di Indonesia pada 1950. Semua kabinet memperjuangkan agar Irian Barat (sekarang Irian Jaya) menjadi bagian dari NKRI.
Apa sajakah permasalahan yang dihadapi pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo 1?Kabinet Ali Sastroamidjojo I ternyata tidak selamanya berjalan mulus.. kebijakan nasionalisasi aset asing.. kebijakan utang luar negeri yang tak kunjung dibayar.. kebijakan perang melawan PKI.. Mengapa Ali Sastroamidjojo menyerahkan mandatnya kepada Presiden pada tanggal 24 Juli 1955 Menurut Mas Dayat?Pada tanggal 24 Juli 1955, Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya kepada presiden. Penyebab utamanya adalah masalah TNI-AD sebagai 'kelanjutan dari peristiwa 17 Oktober 1952.
|